Minggu, 24 Juni 2007

TERNAK


Ayam Broiler
oleh ; sandi ipb
Budidaya Unggas tercatat mulai sejak tahun 100 SM di Indian dari 14.000 spesies unggal yang ada, semuanya digolongkan ke dalam 25 ordo, Unggas domestik diklasifikasikan ke dalam 4 ordo yaiu 1. Corinifes ( Vertebrata bertulang belakang) 2. Anser formes (itik dan angsa) 3. Galliformes ( Ayam kalkun, ayam mutiara dan burung kuau) Serta 4. Columbukormes ( burung tekukur dan merpati).
Orda Galliformes paling besar perannnya dalam dunia ekonomi dan spesiesnya dibagi dalam 3 famili yaitu 1. Phasianidae (ayam dan burung kuau) 2. Muminiodar (kalkun , ayam mutiara asal afrika) dan 3. Mellagride (kalkun ayam amerika) (Katsir).
Menurut (katsir) ayam yang dipelihara sekarang ini termasuk dalam spesies gallus domestikus, sedangkan yang masih liar ada 4 spesies yaitu (1) Gallus gallus ( the red jungle fowl) yang ada di India, Burma dan negara Asia Tenggara (2). Gallus lafayetti ( the ceylon jungle fowl). (3) Galus somerati (the grey jungle fowl ) di India barat daya dan (4) Galus Varian ( The japan jungle fowl).
Ayam broiler adalah jenis ayam ras unggul hasil persilangan antara bangsa ayam cornish dari Inggris dengan ayam white play mounth Rock dari Ameirka (Sregar dan Sabrani, 1980).
Menurut Anggorodi (1985) Ayam broiler adalah ayam pedaging yang dipelihara hingga 6 sampai 13 minggu dengan bobot hidup dapat mencapai 1,5 kg pada umur 6 minggu.
Ayam broiler merupakan ternak yang paling efisien menghasilkan daging dibandingkan ayam yang lain. Ayam ini mempunyai sifat antara lain ukuran badan besar penuh daging yang berlemak, bergerak lambat serta pertumbuhan badannya cepat (Suroprawiro, 1980) dengan daging yang dihasilkan bertekstur halus, lembut dan empuk ( Siregar at al, 1980) Rasyaf (1994) ( menyatakan bahwa pemeliharaan broiler terbagi dalam dua periode pemeliharaan akhir (Dinishe), periode pemeliharaan awal ini dimulai dari umur satu sampai tiga minggu dan periode pemeliharana akhir adalah setalah umur lebih dari 3 minggu.
Pakan dan Konversi Pakan
Dalam pemeliharaan ayam broiler pakan merupakan unsur yang sangat penting dan biaya pakan dapat mencapai 75 % dari biaya produksi ( Peaton, 1995) Penghitungan yang tepat dalam hal penyusunan pakan harus dilakukan dengan cermat agar dapat memenuhi semua kebutuhan ayam dan dapat bernilai ekonomis untuk keberlangsungan perusahaan.
Classen dan Stevens ( 1995) mengatakan bahwa kebutuhan energi dan protein dari ayam broiler terbagi menjadi 2 bagian yaitu masa awal 0 – 4 minggu dan muda akhir 4 – 8 minggu. Selanjutnya dinyatakan bahwa kebutuhan energi ayam broiler masa awal adalah sebesar 3000 kkal/kg sedangkan pada masa akhir kebutuhan energinya adalah 2860 – 3410 kkal/kg.
Pakan yang disediakan untuk ayam broiler agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan mutrisinya tidak harus berasal dari bahan-bahan yang mahal. Bahan-bahan sisa pertanian ataupun industri dapat pula dipakai untuk penyusun ransum unggas (Anonimus, 1987).
Menuru Siregar dan Sabrani (1982) jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah kesehatan ternak bobot badan ternak, musim atau cuaca dan sistem perkandangan. Menurut Siregar dan Sabrani (1982) banyaknya ransum yang dikonsumsi ayam pedaging tergantung beberapa faktor antara lain : berat ternak, jenis kelain, keaktivan badan sehari-hari suhu di dalam dan sekitar kadang, kualitas ransum yang diberikan dan cara pengolahannya diterapkan sehari hari.
Banyaknya konsumsi pakan dipengaruhi oleh kadar energi pakan yang menentukan energi ransum. Energi dalam ransum sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ayam sesuai tahap keperluannya sehingga ransum harus diketahui energi metaboliknya.
Siregar dan Sabrani (1982) menyatakan bahwa ayam pedaging dapat menyesuaikan jumlah konsumsi pakannya sampai batas tertentu untuk mendapatkan energi yang cukup bagi pertumbuhan tubuh yang maksimum.
Konversi pakan
Konversi pakan adalah perbandigan jumlah pakan yang dikonsumsi persatu berat badan (Siregar et,al.,1980).Robinson (1961) bahwa konversi pakan adalah perbandingan jumlah pakan yang dihabiskan dengan pertambahan bobot badan yang dihasilkan dari pemberian pakan tersebut dalam waktu dan satuan yang sama. Menurut kamal (1986) semakin kecil angka menunjukkan semakin baik efisiensi penggunaan pakan,berarti pertumbuhan bobot badan yang dicapai dengan jumlah ransum yang digunakan semakin efisien. Angka konversi pakan yang kecil dapat diperoleh dengan memperhatikan kualitas bahan pakan dan zat-zat gizi dalam ransum (Siregar et.al.,1982). Standar berat badan akhir,pertambahan berat badan,konsumsi dan konversi pakan ayam pedaging(mingguan)

Konsumsi Air

Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari 2 atom hidrogen dan sebuah atom oksigen (Anggorodi, 1985). Anggorodi (1990) menyatakan bahwa air mempunyai fungsi bagi ternak sebagai pembawa zat-zat makanan dari tempat satu ketempat lainnya untuk digunakan dalam reaksi bio kimia dalam tubuh. Air mengatur suhu dan tubuh melalui penguapan atau proses lainnya dan sebagai pelemas persendian. Dinyatakan pula bahwa air berfungsi sebagai medium untuk aktivitas metabolisme, media penyebaran yang ideal untuk tranportasi suatu produk sisa. Metabolisme serta berperan dalam proses pencernaan, air minum diketahui sebagai subtansi yang memiliki keistimewaan sabagai pengatur panas yang baik untuk keperluan dalam penyebaran panas yang dihasilkan oleh reaksi kimia dan proses metabolisme (Tillman et al, 1984).
Anggorodi (1985) menyatakan bahwa hewan memperoleh air dari 3 sumber yaitu, air minum, air yang ditelan sebagai komponen bahan pakan dan air yang diperlukan dari metabolisme glukosa, lemak dan protein.
Konsumsi air minum dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain strain atau bangsa ayam, mutu ransum, keadaan kandang dan umur ( Anonimus, 1986). Kebuutuhan air minum untuk 1000 ekor anak ayam pedaging perhari dapat dilihat dalam Sumber : North (1978) disitasi Rasyaf (1991)
Memperhatikan bahwa semakin tinggi temperatur udara semakin tinggi pula kebutuhan air minum.
Siti Syamsiah (2003) mengatakan masyarakat banyak yang percaya akan khasiat dan manfaat bawang putih, tetapi baru sedikit diantara mereka yang mengetahui alasan ilmiah dibalik kemanfaatannya.

Bawang putih mengandung minyak atsiri yang sangat mudah menguap diudara bebas, minyak atsiri dari bawang putih ini diduga mempunyai kemampuan sebagai anti bakteri dan antiseptik sementara itu zat yang diduga berperan memberi aroma bawang putih yang kas adalah alisin karen alisin mengandung sulfur dengan strtuktur tak jenis dan dalam beberapa detik saja dapat terurai menjadi senyawa dialis disulfia. Didalam tubuh alisin merusak protein kuman penyakit, sehingga kuman tersebut mati.
Alisin merupakan zat additive, yang mempunyai daya antibiotik cukup ampuh. Baunya yang membandingkan saat ini dengan antibiotik lain, yakni pinisilin. Bahkan banyak yang menduga kemampuan 15 x lebih kuat dari pada pinisilin. Scordinin diyakini dapat memberikan atau meningkatkan data tahan tubuh (stamina). Hal ini disebabkan kemampuan bawang putih dalam bergabung dengan protein dan menguraikannya sehingga protein tersebut mudah dicerna oleh tubuh.
Kandungan kimia lain yang ada dalam bawang putih per 100 gr :
1. Air 66,2 – 71,0 g
2. kalori 95,0 – 122 kal
3. Kalsium 26 – 42 mg
4. Saltivine
5 Sulfur 60 – 120 mg
6. Protein 4,5 – 7 g
7. Lemak 0.2 - 0,3 g
8. Karbohidrat 23,1 – 26,6 g
9. Fosfor 15 – 109 mg
10 . besi 1,4 – 1,5 mg
11. Vit A, B dan C
12. kalium 246 – 377 mg
13. Selenim
14. Scordinin

Heranious(1988). Umbi bawang putih juga mengandung ikatan asam amino yang disebut alliin. Bila alliin ini mendapat pengaruh dari alliin enzim. allinase dapat berubah menjadi allicin. Allicin terdiri dari dari beberapa jenis ulfida,dan yang paling banyak adalah allyl sulfida. Bila allicin tertentu dengan vitamin B1 akan membgentuk ikatan allithiamine.
Dr. Paavo Airola,seorang peneliti gizi dan pendiri The International Acadmy of Biological Medicine, telah berhasilmennemukan dan mengisolasikan komponen aktif dari bawang putih sebagai berikut:
Allicin : zat aktif yang mempunyai daya bunuh terhadap bakteri dan daya anti radang.
Allin : suatu asam amino yang anti biotic.
Gurwitch rays (sinar Gurwitch) : radiasi mitogenetik yang merangsang pertumbuhan sel tubuh dan mempunyai daya peremajaan pada semua fungsi tubuh.
Antihemolytic factor : factor anti lesu darah atau anti kekurangan sel-sel darah merah.
Antiarthritic factor (factor anti reumatik) yang dibuktikan dalam penelitian-penelitian di Jepang,terutama di rumah sakit angkatan darat.
Sugar regulating factor (faktor pengatur pembakaran gula secara normal)
Allitheamine : suatu sumber ikatan-ikatan biologic yang aktif serta vitamin B1(thiamine;aneurin)
Selenium : suatu mikro mineral yang merupakan factor yang bekerja sebagi antioksidan
Germanium : merupakan anti kangker yang ampuh yang menghambat atau memusnahkan sel-sel kangker.
Antitoksin : antiracun ataau pembersih darah dari racun-racun bakyetri atau pun polusi logam-logam berat. Juga berfungsi sebagai antialergi dan memperkuat daya tahan tubuh terhadap atsma.
Scordinin : zat aktif yang mempercept pertumbuhan tubuh,meningkatkan energi,menyembuhjkan penyakit kardio vaskuler,dan anti oksidan.
Methylallyl trisulfide : mencegah pengentalan darah.

Antibiotik

Antibiotik ( berasal dari bahasa latin yaitul anti dan biotik yang artinya anti = lawan dan biotik = hidup) adalah zat kimia yang diproduksi atau dihasilkan oleh mikroorganisme hidup yang berupa fungsi dan beberapa bakteri tanah tertentu dan juga dapat dibuat melalui sistem dilaboratorium, yang berkhasiat dapat membunuh (bakteriside) atau menghambat pertumbuhan (bakteristatik) bermacam-macam bakteri tetap toksisitasnya bagi manusia dan ternak relatif kecil.
Antibiotik adalah bahan yang diproduksi oleh mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan atau metabolisme organisme lain,bahan tersebut paling sering dipergunakan sebagai obat anti mikrobia,meskipun dikenal berbagai macam antibiotik namun saat ini hanya ada dua macam antibiotik yang diizinkan untuk dipergunakan sebagai bahan pakan additive untuk sapid an unggas yaitu monensin dan lasalocid sodium
Pemilihan antibiotic sebagai bahan pakan additive didasarkan pada kenyataan bahwa antibiotic biasanya memberi respon terhadap pertumbuhan,memperbaiki efisiensi pakan,memperbaiki kesehatan. Antibiotik umunya lebih efektif bila diberikan pada hewan yang muda atau yang sedang tumbuh dibandingkan dengan hewan dewasa,antibiotic cenderung menyebabkan peningkatan konsumsi pakan sehingga akan memperbaiki efisiensi penggunaan pakan.
Respon dalam pertumbuhan dan efisiensi pakan sesungguhnya bervariasi diantara spesies hewan,dari waktu kewaktu dan dari tempat ketempat sebagai contoh: pemberian antibiotic sedikit atau tidak memberikan respon yang baik bila di berikan pada hewan yang dipelihara pada kondisi yang bersih atau bebas dari kuman.Respon akan dapat terlihat dengan jelas apabila antibiotic diberikan. Pada hewan muda yang terinfeksi oleh E.colli atau organisme lain penyebab diare.Selain itu antibiotic juga memiliki pengaruh tambahan pada kebutuhan nutrien seperti asam amino dan Vitamin B-komplek untuk anak ayam,babi atau tikus.
Antibiotik juga berguna untuk berbagai tujuan sebagai contoh: pada konsentrasi rendah antibiotic efektif untuk menurunkan kejadian enteroxemia pada domba,abses hati pada sapi yang digemukkkan atau diare pada hewan muda yang tidak dicolostrum untuk unggas,antibiotic dapat mengurangi kejadian penyakit pernafasan maupun saluran pencernakan.(Hastari 1991)
Antibiotik biasanya digunakan sebagai terapi atau pengobatan baik melalui infeksi ataupun oral ( baik melalui pakan atau air minum) untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Penggunaan antibiotik selain untuk bidang terapi juga digunakan dalam industri pakan ternak khususnya ternak unggas yaitu sebagai aditif pakan yang ditambahkan dalam ransum untuk mempercepat pertumbuhan ternak dan menurutnkan FCR serta meningkatkan efisiensi pakan Poultry Indonesia (2004).
Menurut Juju Wahyu (1985) antibiotik dapat memberikan efek sebagai berikut.
1. Mengaktifkan pengguaan zat-zat makanan pada tinggat yang sangat terbatas, misalnya vitamin atau asam amino, dalam hal ini antibiotika mencegah kerusakan –kerusakan yang timbul oleh mikroorganisme.
2. Antibotik mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan amoniak yang berlebihan atau hasil sisa yang beracun dan mengandung nitrogen dalam usus.
3. Antibiotika dapat memperbaiki tersedianya ( availability) atau absorpsi dari zat-zat makanan tertentu, suplentasi, antibiotika ke dalam ransum ternak dapat memperbaiki absorpsi zat-zat makanan misalnya kalsium, fosfor dan magnesium, anti biotika dapat membantu perkembangan dinding usus, terutama dapat membuat dinding usus tipis sehingga absorpsi lebih lancar.
4. Antobiotika dapat memperbaiki konusmsi pakan atau air.
5. Antibiotika dalam beberapa hal mencegah dan mengobati penyakit-penyak pathologis yang timbul di dalam saluran usus atau bagian lainnya.
Probiotik merupakan istilah yang pertama kali dicetuskan oleh Lilly dan Stilwell pada tahun 1965. Untuk menyatakan efek stimulasi pertumbuhan dari suatu mikroorganisme terhadap organisme lain,kemudian definisi probiotik berkembang sebagai suplemen pakan yang berisi mikroba hidup yang digunakan untuk memperbaiki keseimbangan mikroflora dalam jalur intestin. Perkembangan selanjudnya istilah ini digunakan tidak hanya pada pakan ternak. Sekarang probiotik diartikan sebagai konsumsi mikroba yang hidup sebagai aditif makanan untuk kesehatan. (Hoover,1993 dalam Nureida 1996)
Merete Hagen Phd dari Departemen of Food Sciense,Agricultural University of Nur Way menjelaskan bahwa "Probiotik"berasal dari bahasa Yunani yang berarti "For Life". Untuk saat ini,probiotik didefenisikan sebagai penambahan mikroba hidup kehewan inang untuk tujuan menyeimbangkan populasi mikroba disaluran usus.
Sejumlah mikroba biasanya adalah bakteri diberikan dengan ditambahkan kedalam pakan atau minum yang diharapkan dapat berkembang biak didalam saluran pencernakan. Selain meningkatkan populasinya,bakteri-bakteri tersebut diharapkan dapat menghasilkan suatu bahan yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba lain terutama mikroba pathogen.
Pertambahan populasi bakteri yang ditimbulkan itu sendiri sudah menjadi competitor tersendiri bagi mikroflora yang sebelumnya sudah ada didalam sel pencernakan.
Selama ini memang baru bakteri yang dijadikan sebagai probiotik,bakteri yang biasa digunakan adalah bakteri-bakteri asam laktat. Beberapa bakteri yang sering digunakan adalah Enterococus Faecium,Laktobacillus,Streptococcus dan Bifidabakterium.
Tujuan pemberian anti biotic adalah menyeimbangkan kembali komposisi mikroflora yang ada didalam saluran pencernakan.

Zat Aditive

Bahan pakan aditive didefinisikan sebagai bahan pakan yang tidak memiliki nilai nutrisi tetapi akan menstimulasi pertumbuhan atau bentuk lain dari kemampuan memperbaiki efisiensi dari penggunaan pakan atau yang memberi keuntungan terhadap kesehatan atau proses metabolisme dari hewan. Beberapa macam bahan pakan aditive diklasifikasikan sebagai obat. Hal ini disebabkan karena beberapa bahan makanan additive yang sering digunakan adalah agen-agen antimikrobia termasuk antibiotic, antibakteri, antijamur dan substansi hormon.
Additive telah digunakan secara luas sejak diketemukan antibiotic dan obat sulfa. Sampai saat ini sekitar 85% ransum yang terjual secara komersial mengandung aditive. Namun demikian akhir-akhir ini ada sedikit pembatasan penggunaan karena berbagai macam alasan antara lain karena adanya penemuan bahwa pemberian bahan pakan akan meninggalkan residu dalam produk-produk hewan terutama daging dan telur, sehingga penggunaan additive yang tidak terkontrol dapat menurunkan kepekaan dari mikroorganisme tertentu yang mungkin bersifat patogen. Untuk manusia akan menyebabkan timbulnya resistensi terhadap agen antimikrobia yang digunakan untuk mengobati penyakit manusia. Oleh karena itu memang perlu dilakukan evaluasi mengenai keefektifan sekaligus keamanan dari bahan pakan additive sebelum dijual dipasaran.

E. Coli

Escherchia Coli. dapat menyebabkan penyakut calibacillasis pada umumnya menyerang anak ternak seperti sapi, babi, domba, kuda dan ungas. Penyakit ini berkembang cepat dengan angka kematian cukup tinggi, pada semua spesies. Pada unggas infeksi E. coli menyebabkan amphalitis "Air sac disease" cara penularannya melalui tinja hewan penderita, lingkungan sekitar tercemar.
Invovet 2004 menyebutkan ada beberapa serotipe pada ayam diantaranya O2 : K1(L) dan 078 : K80 (B) dimamalia dikenal seotipe K88.
Gejala klinis akibat E.Coli tergantung dari jenis hewan yang diserang. Pada unggal dapat menyerang segala umur dengan gejala gangguan pernafasan, spesis dengan kematian yang tiba-tiba serta enteritis ( peradangan usus) berbagai penyakit yang disebabkan infeksi E. Coli pada unggas antara lain :
1. Infeksi kantung kuning telur dan ompalitis.
2. Koli septikima Fobal umumnya menyerang anak ayam saat embrional yang berasal dari telur yang kotor.
3. Koligranuloma.
Menyerang ayam dewasa ditandai nafsu makan berkurang diare, gromuloma dibawah kulit, hati, usus.